Gemuruh hujan membasahi tanah liang
petir menyambar-nyambar
tiada mayat yang tersiksa karena amalnya
kibasan petir menyayat kulitnya
karena amal di dunia
perbuatan keji, munkar, dan fasik
yang membuat siksa dirinya dalam liang
amal amal yang diperbuat hanya keji saja
tiada amal shalih yang dibuat
ibadah pun terlupakan
di ingat hanya maksiat belaka
durhaka pada orang tua yang dilakukanNya
diperintah pun membantah
"duh anakku
kapan engkau sadar
engkau lihat bapakMu yang tak kuasa itu
kau minta yang tidak bapakMu miliki"
tiap hari kau membantah kami
kau kotori hatimu sendiri
dengan drengki, marah marah
engkau cari kunci neraka sendiri
enkau tak ingat
surga di trlapak kaki ibuMu
sekarang enkau disiksa penjaga kubur
kau disayat dengan jilatan petir
kau menjerit minta tolong
kau mengaku dosa pada penjaga kubur
engkau lupa akan insyaf
sekaranglah kau diadili
dimana yang kau perbuat didunia
enkaulah yang tersiksa
kau ucapkan kata ampun
tapi itu sudah terlambat sudah
dinginya air hujan yang membasahi lianMu
tak bisa meredam panasnya api liangMu
kata ampunMu tak bisa membendung
hanya lolonganMu yang makin berseru
dan berseru.....tanpa henti
Minggu, 22 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar